Reaksi SN2
Assalamualaikum
wr, Wb.
Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas mengenai mekanisme reaksi subtitusi nukleofilik SN2. Mekanisme ini
juga sering disebut dengan nama
seperti, "substansi nukleofilik biomolekuler", atau, di antara
kimiawan organik, "substitusi asosiatif" atau "mekanisme
pertukaran".
Sebelum kita membahas mengenai reaksi SN2 ini
kita akan membahas tentang reaksi subtitusi, apa itu reaksi subtitusi?
Di dalam kamus pintar kimia dijelaskan bahwa subtitusi adalah
proses pergantian suatu atom atau gugus dalam molekul oleh atom atau gugus yang
lain. Subtitusi merupakan reaksi karbon dimana gugus atom digantikan oleh gugus
atom lainnya. Jadi dapat kita ketahui bahwa reaksi substitusi adalah reaksi
yang melibatkan pergantian atom atau pergantian gugus atom pada molekul dengan
atom atau gugus atom lainnya.
Salah satu contoh reaksi subtitusi adalah
reaksi pembentukan haloalkana yaitu dengan mereaksikan alkana dengan halogen.
R-H + X2
R-X + H-X
CH3 –H +Cl2
CH3 –Cl + H-Cl
Reaksi Subtitusi Nukleofilik (SN)
Senawa organo halogen paling umum digunakan
sebagai pereaksi untuk reaksi subtitusi nukleofilik untuk sintesa berbagai
golongan senyawa dengan reaksi umum sebagai berikut.
R-X + Nu- / Nu:
R-Nu + X-

Nu = nukleofil / gugus masuk
X- = gugus pergi
Dengan demikian maka, reaksi SN adalah reaksi
pergantian suatu gugus negatif (nukleofil artinya suka nukleo/positif) dengan
suatu nukleofil lainnya (spesi yang bermuatan negatif atau yang mempunyai
pasangan electron bebas). Dalam reaksi ini kekuatan nukleofil gugus masuk (Nu)
harus lebih kuat daripada gugus pergi (X-).
Reaksi SN2
Reaksi SN2 adalah salah satu jenis mekanisme reaksi subtitusi nukliofilik, reaksi
ini. Dalam mekanisme reaksi subtitusi nukleofilik ini salah satu salah
satu ikatan akan terputus dan secara bersamaan akan terbentuk ikatan baru.
Jenis reaksi ini sering dijumapi dan memiliki bermacam nama seperti, seperti
"substitusi nukleofilik bimolekular", atau, di antara kimiawan
organik, "substitusi asosiatif" atau "mekanisme
pertukaran".
Mekanisme
Reaksi SN2
Reaksi SN2
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil menyerang dari ikatan C-X. Pada keadaan transisi,
nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan
terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron,
nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron
dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu
nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam
mekanisme reaksi. Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1.
Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi,
maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2.
Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita
mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh
(S)-2-butanol.Ion hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat
substitusi terjadi, ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu
seolah-olah terdorong oleh suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam
molekul ini OH mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah
(S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
3.
Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat
apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus
tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan
ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat
dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi
SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >>
tersier.
Mekanisme reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida primer
dan sekunder. Nukleofil yang menyerang adalah jenis nukleofil kuat seperti -OH,
-CN, CH3O-. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh reaksi mekanisme SN2
bromoetana dengan ion hidroksida berikut ini.
Peranan
gugus tetangga pada mekanisme reaski SN2 :
1.
Sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat
reaksi
2. Dengan
adanya partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk sama dengan substrat.
Partisipasi gugus tetangga ini juga
dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Jika suatu gugus tetangga mempengaruhi
reaksi melalui suatu jalan yang menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi, maka
gugus tetangga tersebut dikatakan sebagai “anchimeric assistance”.
3. Gugus
tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi
belakang atom karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari
nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari
sisi depan, dan produknya mengikuti konfigurasi awal. Atom atau gugus yang
dapat meningkatkan laju SN2 melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen
dalam bentuk amina, oksigen dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan
cincin aromatik. Partisipasi hanya efektif jika interaksinya membentuk cincin
segitiga, lima dan enam.
Permasalahan
- mengapa jika semakin banyak gugus alkil yang terkait dengan rantai karbon reaksi menjadi semakin lambat ?
- mengapa pada alkil halida sekunder dan tersier reaksi sn2 sulit terjadi?
- mengapa sn2 cenderung mengalami inversi konfigurasi, jelaskan!
Saya Andi Wahyu Arya Benanda dengan NIM A1C117078 akan membantu menyelasaikan permasalahan Anda nomor 2.
BalasHapusKarena adanya efek rintangan sterik, rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
Sekian jawaban dari saya, semoga dapat membantu :)
terima kasih atas jawabannya.
HapusAssalamualaikunm wr. Wb.
BalasHapusSaya Angesti Dhitya NIM A1C117004. Saya mencoba mejawab permasalahan nomor 3. Reaksi SN2 mengalami suatu reaksi yang menghasilkan senyawa dengan konfigurasi yang berlawanan dengan konfigurasi reaktan. Dalam sn2 inversi yang terlihat karena ada perubahan konfigurasi.
Terima kasih atas jawabannya
Hapus